BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Air adalah zat atau materi
atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat
ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi.
Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di
kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di
banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan
planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud
padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat
yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni
Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas maka timbul rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana standar kualitas air murni?
2.
Bagaimana proses pengolahan air bersih?
3.
Teknik-teknik apa yang digunakan dalam proses penjernihan air?
4.
Bagaimana proses penjernihan air dengan teknik penjernih air
sederhana?
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui standar kualitas air murni
2.
Untuk mengetahui proses pengolahan air bersih
3.
Untuk mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam proses
penjernihan air
4.
Untuk mengetahui cara pembuatan alat penjernih air dengan teknik saring
air sederhana.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Standar Kualitas Air Murni
Dalam pengolahan air
limbah industri dikenal 3 parameter utama yaitu: (1) Oksigen terlarut (OT) atau
Dissolved Oxygen (DO), (2) Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) atau Biologycal
Oxygen Demand (BOD) dan (3) Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen
Demand (COD).
1.
Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan
parameter yang sangat penting dalam air.Sebagian besar makhluk hidup dalam air
membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik tanaman maupun hewan
air, bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan makhluk air dengan
kebutuhan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan
oksigennya adalah bakteri.
Keseimbangan oksigen
terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi secara bekesinambungan.
Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam air , untuk pertumbuhannya
membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon (C) yang dapat diperoleh dari
bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang yang mati, maupun oksigen dari
udara.
Bahan organik tersebut
oleh mikroorganisme akan duraikan menadi karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).
CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam air untuk proses fotosintesis
membentuk oksigen, dan seterusnya.
Oksigen yang
dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan organik tersebut akan diganti oleh
oksigen yang masuk dari udara maupun dari sumber lainnya secepat habisnya
oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri atau dengan kata lain oksigen yang
diambil oleh biota air selalu setimbang dengan oksigen yang masuk dari udara
maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat
bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat masuknya limbah
aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri), yang berarti suplai
karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan
berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara
suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini,
kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang dimanfaatkan oleh
biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air
.
Bila penurunan oksigen
terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen
(aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba yang tidak
membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik,
mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari bahan organik. Dari
respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam
sulfida (H2S) yang berbau busuk.
2.
BOD dan COD
Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat
dilihat dari penurunan kadar oksigen terlatut (OT) sebagai akibat masuknya
bahan organik dari luar, umumnya digunakan uji BOD dan atau COD.
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen
biologis (KOB) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik dalam air.
Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai
yang menujukkan jumlah atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur
secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
mengoksidasi atau menguraikan bahan-bahan organik tersebut. BOD tinggi
menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
mengoksidasi bahan organik dalam air tersebut tinggi, berarti dalam air sudah
terjadi defisit oksigen. Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh dalam air
disebabkan banyaknya makanan yang tersedia (bahan organik), oleh karena itu secara
tidak langsung BOD selalu dikaitkan dengan kadar bahan organik dalam air.
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius.
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius.
BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen
akan dihabiskan oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu
lima hari pada suhu 20 derajat Celcius.Beberapa dasar yang sering digunakan
untuk menentukan kualitas air dilihat dari kadar BOD adalah: Erat kaitannya
dengan BOD adalah COD. Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik
dapat diuraikan oleh mikroorganisme secara cepat.
Bahan organik dalam air bersifat:
a)
Dapat diuraikan oleh bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari
b)
Bahan organik yang tidak teruraikan oleh bakteri dalam waktu lima
hari
c)
Bahan organik yang tidak mengalami biodegradasi
Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik
yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan.
Oleh karena itu hasil uji COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD. Dari segi
kualitas air minum harus memenuhi :
a)
Syarat fisik seperti :
1)
Tidak boleh berwarna, berasa dan berbau
2)
Suhu air hendaknya pada suhu sejuk kurang dari 25oC
3)
Harus jernih
b)
Syarat kimia : air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat
mineral atau zat- zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang
telah ditentukan.
B.
Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu
koagulasi dan adsorbs. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur
koloidal dan kemungkinan juga mengandung zat-zat warna, zat pencemar seperti
limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air
adalah tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan
karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal, sehingga lebih
mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi
zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida.
Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka
selain tawas digunakan karbon akiif. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin
atau kaporlt berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur
tohor berguna untuk menaikkan pH yaitu untuk menetralkan keasaman yanq terjadi
karena penggunaan tawas.
Sistem pengolahan air bersih dengan sumber air baku sungai, tanah
dan air pegunungan, dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa
prosses. Mengenai prosses yang perlu diterapkan tergantung dari kwalitas air
baku tersebut.
Proses yang diterapkan dalam sistem pengolahan air bersih antara
lain:
1.
Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan
sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak
penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak 2
kali dari kebutuhan.
2.
Proses oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar
kadar-kadar logam berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air
mudah terurai.
3.
Proses pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan
dengan menggunakan bahan koagulan (hipoklorit/ PAC) dengan rumus kimia juga.
Proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik lamella plate.
4.
Proses filtrasi (karbon aktif), proses ini bertujuan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terkandung dalam air dan bertujuan
untuk meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilakan tidak mengandung
bakteri (steril) dan rasa serta aroma air.
5.
Proses terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur,
makroba dan bakteri lainnya yang bertujuan mengurangi pathogen yang ada, proses
ini menggunakan proses klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit.
C.
Penjernihan Air
1.
Tujuan Penjernihan Air
Proses Penjernihan air
bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor atau untuk memperoleh air yang
kualitasnya memenuhi standar persyaratan kualitas air seperti :
a)
Menghilangkan gas-gas terlarut
b)
Menghilangkan rasa yang tidak enak
c)
Membasmi bakteri patogen yang sangat berbahaya
d)
Mengelolah agar air dapat digunakan untuk rumah tangga dan
industri
e)
Memperkecil sifat air yang menyebabkan terjadinya endapan dan
korosif pada pipa atau saluran air lainnya.
2.
Teknik-teknik dalam penjernihan air
Ada berbagai macam cara
sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang
paling mudah adalah dengan penyaringan dan pengendapan.
a)
Teknik Penyaringan
Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk mendapatkan air
bersih dengan cara penyaringan air :
1)
Saringan Kain Katun.
Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan
teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring dengan
menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari
kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan
tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.
2)
Saringan Kapas
Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik
dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun,
penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme
kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan
dan kerapatan kapas yang digunakan.
3)
Aerasi
Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen
ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti
karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan
bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang
terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat
akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses
sedimentasi tau filtrasi.
4)
Saringan Pasir Lambat (SPL)
Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan
menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air
bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir
terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
5)
Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri
atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni
dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air
baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan
pasir.
6)
Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan
Pasir Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui
dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air
hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan
Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas
air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi
debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat
digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
7)
Saringan arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat
berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat
digunakan arang aktif.
8)
Saringan air sederhana
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari
saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini
selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah
lapisan injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh
dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.
9)
Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu
Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air
disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum
digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan
untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi
sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari
jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.
10) Saringan Keramik
Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama
sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih
didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa
filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan
membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku
akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.
Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang
dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringn keramik ini
dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang
mengalir.
b)
Teknik Pengendapan
1)
Biji kelor
Biji buah kelor (Moringan oleifera) mengandung zat aktif
rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir
partikel-partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi,
dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Penemuan yang telah dikembangkan
sejak tahun 1986 di negeri Sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil
dan tampungan air hujan ini di masa datang dapat dikembangkan sebagai penjernih
air Sungai Mahakam dan hasilnya dapat dimanfaatkan PDAM setempat.Serbuk biji
buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur
logam berat yang cukup tinggi dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar
baku air minum dan air bersih.
2)
Tawas
Berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air.
Lama pengendapan berkisar selama 12 jam. Fungsi tawas hanya untuk pengendapan,
tidak berfungsi untuk membunuh kuman dan menaikkan pH dalam air.
3)
Kaporit
Berfungsi untuk membunuh bakteri, kuman dan virus dalam air. Dan
juga menaikkan pH dalam air. Membutuhkan proses yang lama untuk mengendap.
4)
Kapur Gamping
Berfungsi untuk pengendapan namun membutuhkan waktu hingga 24 jam.
Juga berfungsi untuk menaikkan pH air tetepi tidak berfungsi untuk membunuh
kuman, virus dan bakteri.
5)
Arang batok kelapa
Berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa tidak enak dalam air dan
juga menjernihkan.
D.
Pembuatan Penjernih Air Sederhana
1.
Konsep Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana
Cara-cara manusia untuk mendapatkan air bersih melalui
proses pembuatan alat penyaringan atau penjernihan air. Ada beberapa cara
menjernihkan/menyaring untuk mendapatkan air yang layak digunakan manusia. Cara
tersebut bersifat mekanik maupun kimiawi tergantung kondisi air.
Kita di sini akan membahas tentang Sistem Penjernihan
dan penyaringan dengan memperlambat aliran. Sistem ini menggunakan bahan
penyaring, seperti sabut/ijuk, batu-batu, arang aktif ataupun potongan bata.
Air yang melewati penyaring tersebut akan tersaring sehingga menghasilkan air
yang jernih.
Adapun kegunaan dari bahan-bahan tersebut ialah:
a)
Serabut dan di sini kita menggunakan kapas karena kapas tersebut
dapat menyerap endapan-endapan air yang membuat warna air keruh dan kita bisa
melihat endapan-endapan tersebut yang menempel pada kapas berupa warna endapan
atau air kotor tersebut
b)
Batu-batu atau kerikil berfungsi untuk menyaring material-material
yang berukuran besar, contoh: daun-daun yang berada di sungai, lumut, ganggang
dll
c)
Arang aktif ataupun batu bata berfungsi untuk
menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar dalam air, sebagai pelindung
dan penukaran resin dalam alat/penyulingan air.
2.
Cara Pembuatan Alat Penjernih Air Sederhana
Di sini kita akan membahas cara pembuatan alat
penjernih air sederhana.
a)
Siapkan alat dan bahan
1)
Alat
Ø Pisau
Ø Gunting
Ø Paku
2)
Bahan
v Botol air mineral
v Kerikil
v Kapas
v Arang
v Selang atau sedotan
b)
Cara Pembuatan
1)
Potong atau gunting bagian bawah botol mineral hingga lepas
2)
Lubangi tutup botol dengan paku dan masukkan selang atau sedotan
3)
Botol dibalik posisinya, tutup botol berada di bawah
4)
Masukkan bahan-bahan tersebut sesuai susunan:
ü Kerikil
ü Kapas
ü Arang
ü Kapas
ü Kerikil
5)
Setelah selesai menyusun dan membuat alat tersebut cobalah
masukkan air kotor yang keruh ke dalam botol yang telah siap pakai, lihat dan
amatilah hasilnya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan:
1.
Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid yaitu adsorps dan
koagulasi
2.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas
(aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit, kapur tahar, dan karbon aktif
3.
Cara sederhana untuk mendapatkan air bersih dengan cara
penyaringan dan pengendapan koloidal yang terdapat dalam air yang berupa
Saringan Kain Katun, Saringan Kapas, Aerasi, Saringan Pasir Lambat (SPL),
Saringan Pasir Cepat (SPC), Gravity-Fed Filtering System, Saringan Arang,
Saringan air sederhana / tradisional, Saringan Keramik, Saringan Cadas /
Jempeng / Lumpang Batu dan pengendapan dengan biji kelor, tawas, kaporit, kapur
gamping, arang batok kelapa.
DAFTAR
PUSTAKA
12 Komentar
makasih sudah berbagi ilmu,
BalasHapusartikel yang sangat bermanfaat,sukses selalu buat team penyusun artikel
BalasHapusklo setiap kawasan punya penampungnya yang besar ini pasti sangat berguna, apa lagi saat kemarau
BalasHapusmna km tw
Hapuswaduh,banyak juga ya bahan bakunya
BalasHapusbaru kali ini saya ketemu artikel yang menjelaskan tentang BOD dan COD yang saya bisa faham. terimakasih telah berbagi
BalasHapusmantap...
BalasHapusI like your Artikle.. nice..
BalasHapusPenjernih Air | Penjernih Air
min, itu pake kaporit ga bahan baku nya?
BalasHapusterima kasih berkat ini gw gak usah ribet2 buat makalah untuk tugas sekolah gw
BalasHapustengs
BalasHapusThanks for sharing...
BalasHapusperkenalkan kami dari adzseo.com ingin menawarkan beberapa fitur jasa kami yaitu :
pembuatan website
jasa seo
jasa artikel
jasa backlink
jasa pbn
jasa iklan adword
contact
atas perhatiannya kami ucapkan trimakasih....
Dimohon berikan komentar yang membangun buat admin blog, supaya admin dapat melakukan perbaikan. Gunakan kata yang sopan dan bijak dalam memberi saran.